Thursday 18 September 2014

Time for prime steak at Angus House - Jakarta


Siapa saja pastinya pingin cubain makan steak premium yang ga heran kalau harganya bisa bikin kantong jebol. Tapi apa steak-steak itu rasanya sepantas dengan harganya? 

Dibandingan steak-steak yang merakyat, yang membedakan tentunya brand, location, dan pride when u visiting. For taste? Ada yg bilang yang ini jauh lbh enak, itu jauh lbh enak. Padahal bisa saja itu sugesti, atau memang benar yang mahal dah pasti lbh enak dari yang murah?


Angus house, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 21, Chase Plaza 25th Floor, Jakarta Selatan. Tepatnya di sebrang gedung da vinci.





Buku menu dibuka, untuk dinner course alias set menu dipatok dari yang termurah seharga 300.000-an sampai 500.000-an. Jadi hidangan dimulai dari hidangan pembuka, lalu soup, main course alias steak, terakhir baru penutup alias desert.

Dengan interior yang elegan, cocok untuk family dinner atau bisnis dinner atau bahkan couple dinner. Ditambah pemandangan kota jakarta di malam hari cukup membuatku jatuh cinta.





Saya nyobain 2 macam steak, sirloin yang merupakan favorite ku, dan rib eye yang katanya andalan angus house. Di sini kita boleh memilih porsinya, mulai dari 150g sampai 300g. Tidak seperti steak-steak pada umumnya, di sini kita tidak dapat memilih sauce nya. Namun untuk tingkat kematangan bisa di atur sesuai kecocokan lidah masing-masing. Rare, medium, medium well, well done.


Appetizer yang bahasa indonya disebut hidangan pembuka disajikan pertama, sepotong ikan panggang dengan sausnya, juga sepotong udang rebus dengan racikan sambalnya, serta mashed potato ditata cantik dengan potongan tomat mini dan sayur hijau yang memberi warna cerah. Buatku rasanya kurang pas, setengah-setengah, ga medok dan ga nendang. heheehe... cantik tapi belum tentu nikmat, layaknya peribahasa.


Loncat ke bagian terakhir dulu, desert yang disajikan setelah kenyang nantinya menyantap menu utama steak. Kata orang awam itu namanya buat cuci mulut, biar manis lagi lidahnya. hehehe.... cantik, tapi lagi-lagi ga seenak tampilannya. Puding caramel dengan sebatang coklat kayu di atasnya, beberapa potongan buah seperti anggur, strawberry, jeruk, dan buah naga, dan seonggok fla dengan oreo di atasnya. Awalnya saya pikir itu es krim, lagi-lagi kecewa.



Dan hidangan pun tiba, sauce dan toppingnya semua sama. Sepotong daging sapi dilengkapi seiris lemon di atasnya dan sepotong mentega yang mulai meleleh menyatu ke setiap serat daging di bawahnya. Sauce home made yang gurih menyatu di setiap potongan dan gigitan. Cantik!!

Daging yang juicy, tidak terlalu kering dan tidak terlalu keras, kelezatan di tambah harum panggangan yang khas. Namun entah karena lidah saya yang terlalu merakyat atau masalah selera ya, tapi buat saya... hmm.....boleh lah skali-skali. Ya namanya daging ya rasa daging. Saucenya gurih tapi saya lebih suka saus kental mushroom, layaknya steak-steak pada umumnya.

Menurut saya, service dan moment lah yang kita beli ketika kita berkunjung di tempat-tempat seperti ini. Ditambah side dish yang ditata apik dengan porsi yang secui-secuil layaknya makan di restoran prancis berbintang.
 

Angus house, rasa yang ku nilai 3/5 secara keseluruhan karena hidangan pembuka dan penutup yang kurang delicious, untuk price 3/5 untuk bilangan kuliner berbintang masih worth lah, service 4/5 dimana waiter yang selalu siap sedia, dan 5/5 untuk location dan interior ditambah kemudahan mencari parkir. Karena di jakarta sulitnya mencari parkir bisa menjadi penyebab tamu gagal makan di suatu restoran. 

Angus house, wait for next time baby, maybe ;)

No comments:

Post a Comment