Saturday, 8 February 2020

Review Penerbangan Internasional Qantas Airways

Australia, di awal tahun 2020 lagi rame jadi perbincangan kalau negeri kangguru ini sedang dilanda kebakaran semak-semak yang parah, udah macam karhutla di Indonesia. Banyak satwa liar macam kangguru, walabi, dan koala jadi korban. Pastinya kita turut berduka dan bersimpati.

Saya kali ini mau review penerbangan internasional Qantas, maskapai kenegaraan-nya dan juga kebanggaan Australia. Kebetulan sempet nyobain 2x dengan rute Indonesia-Australia.

Flight 1 --- 11Dec2019 Jakarta-Sydney QF42 19:00-06:10
Flight 2 --- 16Jan2020 Sydney-Denpasar QF43 16:50-20:00
Booking via traveloka 3 hari sebelum keberangkatan, dapat harga 7.140.000 pulang pergi (mehong).

Qantas, spirit of Australia. Yap, itu logonya dia. Penerbangan full service, alias bukan penerbangan budget airline, dan semua pramugari dan pramugara-nya berwajah aussie alias bule, tinggi-tinggi dan cukup besar dibandingkan orang asia. Dua kali terbang, dua kali ga ketemu pramugara-pramugari berwajah Asia (maaf bukan racist loh yaa...)

Untuk international flight, kemarin saya dapat bagasi 30kg, dan handcarry maksimal 10kg. Dan pastinya ada tersedia entertainment. Untuk ruang duduk-nya, cukup normal, dan bangkunya jg kelihatan biasa saja, tapi begitu bangkunya saya senderin kebelakang, wah nyaman loh... karena bukan hanya sandaran kursi-nya yang turun, tapi bagian alas tempat kita duduk juga ikut berubah posisinya bergeser agak maju kedepan. Nyaman pokoknya...

Penerbangan pertama saya dengan Qantas, yaitu tgl 11 December 2019 kemarin Jakarta-Sydney, begitu masuk ke pesawat, disetiap bangku sudah disiapkan bantal putih, selimut dengan dominan warna merah, dan juga headset, oh ga lupa ada 1 botol aqua kecil yang sudah diselipkan dibangku. Semuanya sesuai ekspektasi.

Di selipan belakang bangku, seperti biasanya ada majalah duty free untuk cuci mata dan promosi, ada kartu petunjuk keselataman, kertas kantong untuk yang mabuk, ipad untuk hiburan dalam pesawat dan wow... ada 1 lembar kertas yang berisi menu hari ini yang nanti akan disajikan dalam penerbangan ini. It looks so fancy, kaya business class ajaaa ada buku menu. Aku merasa, okay Australia, saya merasa biarpun makan di pesawat, masih tetap menggunakan sedikit fine dining touch.

Penerbangan Pertama, with ipad
Penerbangan Kedua, with touch screen lcd
Di penerbangan kedua, dibangku sama kaya kemarin itu, semua sudah di siapkan, cuman less daftar menu dan air putih. Tapi ga lama sebelum terbang, pramugari pramugara langsung bagiin 1 botol kecil air putih setiap org. Entertainment nya jg bukan ipad, tapi nempel d bangku, seperti biasa, kualitas touch screen juga oke.
Interior, simple, sedikit nilai tambah karena ada daftar menu-nya, dan dibagian bawah deket kaki ada keranjang untuk taruh barang bawaan kita juga. Tersedia usb charging, dan ipad entertainment. Bangku juga nilai tambah karena nyaman sekali. Hehehehe...

Meals penerbangan Jakarta-Sydney
 Meals penerbangan Sydney-Denpasar

Next, makanan. Makanan, biasa aja sih, ga sampe ga enak,dan ga sampe enak banget juga. Penyajiannya menurutku biasa aja, ga secantik dan selengkap maskapai dari negara-negara asia. Ga pake nampan tatakan juga. Hehehe jadi simple banget, 1 kotak makanan, roti buat starter, cutlery, dan minum.

Beer never leave Aussies, jadi pasti ada bir dengan beberapa pilihan, wine dan pilihan minuman lainnya seperti jus. Tapi yang berbeda, mereka mempromosikan kopi mereka, kalau kopi mereka juga nikmat diminum alias good coffee. Well, agar temen-temen paham, kenapa kopi begitu penting... Untuk orang-orang Australia, mereka rata-rata semua adalah penikmat kopi, jadi mereka tau benar mana yang kopi enak mana yang ga enak, dan tahu jelas perbedaan latte, cappuccino, dll. Mereka minum kopi juga bukan cuma pake sekedar susu sapi aja, tapi susu yang mereka pakai untuk minum kopi aja ada banyak macem, seperti susu kedelai, susu sapi yang lactose free, susu almond, susu rendah lemak dan susu normal.




Service, ini nih yang mau aku komentar. Di penerbangan pertama ku, Jakarta-Sydney 11dec2019 QF42, setelah selesai terbang, aku merasa service-nya is not the best, ga sesuai ekspektasi. Agak kecewa malah, sampai merasa ga worth.
1. Setelah makanan utama dan minuman dibagikan, ga ada snack-snack tambahan dan cuma di tawarin air putih aja. Memang sih bisa minta kalau mau sesuatu, cuman kurang oke banget, service bisa dibilang bintang 3.
2. Staff penerbangan banyakan laki-laki, jadi kurang hangat dan kurang bersahabat. Jadi terasa so bland. And mereka kurang senyum juga. Polite? Yes, warm? Nope. Mungkin karena mayoritas laki-laki? Atau karena memang thats it? I don't know.

BUT... Di penerbangan yang kedua, 16Jan2020 Sydney-Denpasar QF43 16:50-20:00. Bisa dibilang ini termasuk salah satu dari kumpulan pengalaman penerbangan terbaik yang pernah saya rasakan.
1. Setelah makanan utama, kurang lebih 1-2 jam sebelum mendarat, kita dibagi es krim mangga, dan sebutir coklat. Nice snacks to wake up the passenger.
2. Kedua, staff nya juga so warm, helpful nice, dan you know what, banyakan pramugari, cuman ada 1 pramugara yang saya perhatikan. So, memang wanita lebih oke ya kalau dalam bidang hospitality. hehehe....


Tadinya saya agak kapok sih naik Qantas, tapi berkat penerbangan QF43 tanggal 16 January 2020 Sydney-Denpasar, i can say that i am really enjoyed the service and the flight. And i might be saying that they have the best team on that flight. Good job Qantas. I can see that they really give a good warm service to every customer. I love Qantas team on 16thJan2020 QF43 Syd-Dps.


Walaupun saya termasuk penumpang yang biasa aja, ga banyak berinteraksi dengan pramugari-pramugara, tapi saya bisa merasakan suasana dalam cabin cukup positif. Jadi perasaan ikut bahagia gitu lohhhh. Heheheh... Dan itulah yang bisa saya share ya, sayangnya ga ada foto pramugara/pramugarinya, soalnya saya terlalu malu untuk minta foto bersama. hehehe....

Flying Kangaroo flies over the city of Sydney
Bonusnya aja ya, window picture during the flight with Qantas Airways, Spirit of Australia.

1 comment: