Dusun Bambu, awalnya saya cuma nyari-nyari info kuliner di Bandung dengan view yang jempolan, trus beberapa menyarankan makan di dusun bambu, jadi kita putuskan deh ke situ. Ternyata dusun bambu itu adalah tempat wisata keluarga yang didalamnya ada taman, danau, restaurant dan permainan anak-anak. Jadi seperti tempat wisata lainnya yang cukup populer di Bandung seperti farmhouse, floating market bandung, dan lainnya, dimana pengunjung akan dikenakan biaya tiket pintu masuk untuk dapat menikmati fasilitas di dalam.
Dusun bambu
Kolonel Matsuri KM 11, Cisarua, Bandung Barat
Weekday 15.000 IDR /orang
Weekend 20.000 IDR /orang
Motor 10.000 IDR
Mobil 15.000 IDR
Mini Bus / Bus 25.000
Selasa sore waktu menunjukkan hampir jam 4, masih terlihat beberapa pengunjung yang sedang duduk bersantai di area pintu keluar-masuk. Setelah melewati petugas pemeriksa karcis pintu masuk, mobil odong-odong yang disediakan pihak dusun bambu sudah standby untuk mengantar kita ke main area yang dapat dicapai juga dengan berjalan kaki sekitar 5 menit, namun rutenya akan cukup menguras keringat loh, melihat jalur yang agak menanjak. Saya bayangkan bagaimana crowded-nya tempat ini kalau hari libur, jangan coba-coba dehhh... Sebenarnya dusun bambu ini cukup luas, namun spot-spot utamanya adalah daerah danau buatan yang menawarkan permainan naik sampan di tengah danau, lalu skywalk-nya yang menembus pepohonan, dan area taman bermain bagi anak-anak. Tidak semua fasilitas dapat dinikmati gratis walaupun kita sudah membayar tiket masuk, seperti taman bermain anak, ada biaya tersendiri yang harus dibayarkan agar pengunjung yang membawa anak-anak dapat menikmatinya.
Pertama-tama saya menjelajah skywalk yang sebenarnya dinamani Lutung Kasarung. Sungguh suatu kenikmatan ketika saya berjalan santai menikmati keindahan alam, dan ditemani angin sejuk yang berhembus lembut, dijauhi dari hiruk-pikuk perkotaan.
Ada bungalow-bungalow yang dibuat membundar seperti bola yang terbuat dari kayu ranting menyatu dengan alam, satu-persatu saya lewati dan ternyata semuanya terkunci. Penasaran saya ngintip, didalamnya dilengkapi meja dan busa tatakan untuk duduk lesehan. Ukuran bungalow ada yg agak kecil ada pula yang besar, ternyata jika pengunjung mau bersantai di dalam, boleh bangettt, cukup membayar 120rb-250rb per jam-nya. Ngebayangin duduk di dalam ditemani kopi susu panas dan roti bakar, wahhh bayanginnya aja udah heaven bangettt (eh, di heaven ada susu kopi sama roti bakar ga yehhh?! Hehehe...)
Kalau perempuan, pasti masuk ke toko kelontongnya, blanja atau nggak itu urusan kedua deh, yang penting cuci mata, cek harga, pegang-pegang, udah puass. Hahaha... Ada pasar khatulistiwa yang menjual berbagai cemilan dan barang-barang tradisional khas jawa. Buat bapak-bapak ga usa cemberut yahhh, di bagian luarnya pasar khatulistiwa ada banyak pedagang makanan ringan dan bangku-bangku untuk meluruskan kaki sejenak sambil ngemil.
Kalau soal harga, namanya juga di tempat wisata, so pasti lebih mahal lah dari biasanya. Saya nyobain seporsi tahu gejrot yang dibanderol seharga 15.000 rupiah. Biasanya mah goceng juga dapet tuh, celetuk teman seperjalanan saya. 7 biji cabe rawit bikin saya kepedesan, perlahan mulai berkeringat deh.
Setelah ini, mampir ke danau buatan yang katanya ada restaurant yang menawarkan makan di pinggir danau. Melewati taman buatan yang dibuat asri dan hijau dengan aliran sungai kecil membelah taman menjadi 2 sisi.
Wahh, ternyata banyak pengunjung yang lebih senang berkumpul di area danau ya. Suasana tenang seketika berubah menjadi keceriaan. Hehehe... di danau ini ada perahu donat dan perahu sampan yang disewakan bagi pengunjung, cukup merogoh kocek 10.000-20.000 per orang untuk dapat menikmati fasilitas ini.
Pada kesempatan kali ini, ga lupa saya abadikan pemandangan danau sampan sangkuriang dengan pano mode dari iphone 6s tercinta. Hehehe... Ga mau kalah dong dari para fotografer yang pada ngantongin camera dslr.
Rumah-rumah mungil di pinggiran danau itulah yang disediakan oleh restoran purbasari bagi pengunjung yang mau menyantap masakan khas sunda sambil bersantai di pinggir danau. Hanya saja ada minimal ordernya, 500.000 rupiah sekali santap, tapi beda lagi aturannya kalau weekend. Sejenak saya berfikir kalau semuanya terasa komersil yahhh... Ga mau kehabisan akal, dari atas bukit, ternyata ada tenda-tenda yang boleh digunakan bagi pengunjung untuk bersantai, tanpa syarat pulaaa~
Seperti yang saya tulis sebelumnya, ada taman bermain yang disediakan untuk anak-anak. Prinsip utama orang tua pada saat liburan keluarga adalah anak senang maka orang tua pun senang. Tempat selfie ada, tempat makan ada, tempat main ada, lengkaplah sudah.
Terakhir sebelum kembali ke pintu keluar-masuk, ternyata masih ada area sawah yang memikat hati untuk dijelajahi. Yahhh maklum, namanya juga orang kota masuk desa... modernisasi sudah menjadi makanan sehari-hari yang membosankan, back to nature adalah suatu hadiah yang dinanti-nantikan bagi orang kota seperti saya.
Singkatnya, Dusun Bambu boleh menjadi suatu keindahan tersembunyi di Bandung (ga tersembunyi banget sih, hahahah...) walaupun sedikit banyak terasa terlalu komersil (namanya juga cari untung), namun bolehlah dikunjungi kalau berkunjung ke Bandung setidaknya sekali. Tapi pastinya hindari hari libur jika mau merasakan nuansa alam yang kental di sini. Semoga keasrian dan kebersihannya tetap dijaga.
Sebagai penutupan artikel kali ini, di sini saya sertakan short video yang saya capture selama di dusun bambu, silahkan bagi yang mau mampir, tapi mohon dimaklumi yahh kalau kualitas video-nya tidak sebagus yang di foto. Link nya ada di sini https://www.youtube.com/watch?v=mCe907VAtKg
Gue mau mancing dulu di danaw yee...sapa tau dapet...henpon...nyahahaha...
ReplyDelete