Showing posts with label Fly as you can. Show all posts
Showing posts with label Fly as you can. Show all posts

Wednesday, 30 August 2023

Review penerbangan domestik bersama Garuda Indonesia setelah pandemi!

Huahhhh, judulnya setelah pandemi, padahal sekarang udah ga jaman pandemi-pandemi-an ya. Hahaha Tapi kali ini memang saya mau review penerbangan domestik Jakarta-Labuan Bajo-Jakarta dengan Garuda Indonesia, di masa-masa pas sesaat setelah masa pandemi hampir usai. Memang saya terbangnya di akhir tahun 2022. Agak telat ye, maaf gaes!!

Semenjak pandemi, jujur aja ini adalah pertama kalinya saya naik pesawat, lagi!!! Kangennyaaaaa jalan-jalan, gerek-gerek koper, liat peta cari tempat-tempat bagus. 

Langsung aja spill harga dulu. Saya dapat tiket pesawat ini di harga 1.656.900 IDR per orang untuk tiket pulang-pergi. Beneran murah, karena dia promo-nya pas pandemi, Saya beli sekitar bulan April/Mei 2022, dan terbangnya Oktober 2022, tapi saya reschedule ke pertengahan Desember 2022. hehehe... MURAH!

Nah pas saya terbang, penumpangnya hampir 80% full juga, pramugari dan penumpang semua masih diwajibkan pakai masker juga. Diinget-inget lagi, terakhir saya naik penerbangan domestik dengan pesawat Garuda Indonesia itu pas ke Palembang deh, di 2016, gila ya udah lama banget. Jadi bagaimanakah service GA sekarang?

1. Fasilitas

Saya lupa foto bangkunya dan fasilitasnya, tapi yang pasti bangkunya nyaman, seperti biasa space kaki aman alias kaga kejepit sempit, di bagian kepala ada selembar kain kertas untuk tatakan kepala gitu tetep warna hijau biru khas nya garuda dari jaman dulu sampai sekarang tak berubah. Dan ada TV nya. Jadi entertainment no problem. 

2. Meals

Ini nih yang saya mau komentarin. Jadi dapat hot meals atau dapat snack itu tergantung waktu penerbangan ya, dulu waktu ke Palembang kan cuman dapat roti karena penerbangan hanya kurang lebih 1 jam. Sedangkan ini kan kita ke Labuan Bajo, sekitar 3 jam kurang lebih jadi kita dapat hot meals. 


Dapat pemanis alias ager puding dan hot meals, ya memang tidak selengkap penerbangan luar negri atau internasional lah ya, yang dapat buah/salad, dapat roti dan dapat dessert. Rasanya makanan untuk penerbangan domestik memang standarnya seperti ini. 

Rasa ya ok lah, ga ada yang special ga ada yang dicela juga. CUMAN minumannya kok cuma aqua!!!! Serius, ga ada jus jus-an. Padahal dulu ada!! Apa karena pandemi? Apa karena sekarang standar garuda gitu???? Tidakkkksss, cuman aqua, dan teh kopi. Kecewa penonton kecewa, hehehe Tapi ya sudahlah ya, cuman ga nyangka aja. 

Okay singkat cerita, itu aja sih. Sekarang kan sudah nggak pandemi lagi, udah 100% back to asal. Temen-temen mungkin ada yang sudah terbang lagi dengan pesawat garuda, dan boleh share comment nya, emang sekarang ga ada jus lagi, atau gmana? 

Thank you, See you next time~

Saturday, 8 February 2020

Review Penerbangan Internasional Qantas Airways

Australia, di awal tahun 2020 lagi rame jadi perbincangan kalau negeri kangguru ini sedang dilanda kebakaran semak-semak yang parah, udah macam karhutla di Indonesia. Banyak satwa liar macam kangguru, walabi, dan koala jadi korban. Pastinya kita turut berduka dan bersimpati.

Saya kali ini mau review penerbangan internasional Qantas, maskapai kenegaraan-nya dan juga kebanggaan Australia. Kebetulan sempet nyobain 2x dengan rute Indonesia-Australia.

Flight 1 --- 11Dec2019 Jakarta-Sydney QF42 19:00-06:10
Flight 2 --- 16Jan2020 Sydney-Denpasar QF43 16:50-20:00
Booking via traveloka 3 hari sebelum keberangkatan, dapat harga 7.140.000 pulang pergi (mehong).

Qantas, spirit of Australia. Yap, itu logonya dia. Penerbangan full service, alias bukan penerbangan budget airline, dan semua pramugari dan pramugara-nya berwajah aussie alias bule, tinggi-tinggi dan cukup besar dibandingkan orang asia. Dua kali terbang, dua kali ga ketemu pramugara-pramugari berwajah Asia (maaf bukan racist loh yaa...)

Untuk international flight, kemarin saya dapat bagasi 30kg, dan handcarry maksimal 10kg. Dan pastinya ada tersedia entertainment. Untuk ruang duduk-nya, cukup normal, dan bangkunya jg kelihatan biasa saja, tapi begitu bangkunya saya senderin kebelakang, wah nyaman loh... karena bukan hanya sandaran kursi-nya yang turun, tapi bagian alas tempat kita duduk juga ikut berubah posisinya bergeser agak maju kedepan. Nyaman pokoknya...

Penerbangan pertama saya dengan Qantas, yaitu tgl 11 December 2019 kemarin Jakarta-Sydney, begitu masuk ke pesawat, disetiap bangku sudah disiapkan bantal putih, selimut dengan dominan warna merah, dan juga headset, oh ga lupa ada 1 botol aqua kecil yang sudah diselipkan dibangku. Semuanya sesuai ekspektasi.

Di selipan belakang bangku, seperti biasanya ada majalah duty free untuk cuci mata dan promosi, ada kartu petunjuk keselataman, kertas kantong untuk yang mabuk, ipad untuk hiburan dalam pesawat dan wow... ada 1 lembar kertas yang berisi menu hari ini yang nanti akan disajikan dalam penerbangan ini. It looks so fancy, kaya business class ajaaa ada buku menu. Aku merasa, okay Australia, saya merasa biarpun makan di pesawat, masih tetap menggunakan sedikit fine dining touch.

Penerbangan Pertama, with ipad
Penerbangan Kedua, with touch screen lcd
Di penerbangan kedua, dibangku sama kaya kemarin itu, semua sudah di siapkan, cuman less daftar menu dan air putih. Tapi ga lama sebelum terbang, pramugari pramugara langsung bagiin 1 botol kecil air putih setiap org. Entertainment nya jg bukan ipad, tapi nempel d bangku, seperti biasa, kualitas touch screen juga oke.
Interior, simple, sedikit nilai tambah karena ada daftar menu-nya, dan dibagian bawah deket kaki ada keranjang untuk taruh barang bawaan kita juga. Tersedia usb charging, dan ipad entertainment. Bangku juga nilai tambah karena nyaman sekali. Hehehehe...

Meals penerbangan Jakarta-Sydney
 Meals penerbangan Sydney-Denpasar

Next, makanan. Makanan, biasa aja sih, ga sampe ga enak,dan ga sampe enak banget juga. Penyajiannya menurutku biasa aja, ga secantik dan selengkap maskapai dari negara-negara asia. Ga pake nampan tatakan juga. Hehehe jadi simple banget, 1 kotak makanan, roti buat starter, cutlery, dan minum.

Beer never leave Aussies, jadi pasti ada bir dengan beberapa pilihan, wine dan pilihan minuman lainnya seperti jus. Tapi yang berbeda, mereka mempromosikan kopi mereka, kalau kopi mereka juga nikmat diminum alias good coffee. Well, agar temen-temen paham, kenapa kopi begitu penting... Untuk orang-orang Australia, mereka rata-rata semua adalah penikmat kopi, jadi mereka tau benar mana yang kopi enak mana yang ga enak, dan tahu jelas perbedaan latte, cappuccino, dll. Mereka minum kopi juga bukan cuma pake sekedar susu sapi aja, tapi susu yang mereka pakai untuk minum kopi aja ada banyak macem, seperti susu kedelai, susu sapi yang lactose free, susu almond, susu rendah lemak dan susu normal.




Service, ini nih yang mau aku komentar. Di penerbangan pertama ku, Jakarta-Sydney 11dec2019 QF42, setelah selesai terbang, aku merasa service-nya is not the best, ga sesuai ekspektasi. Agak kecewa malah, sampai merasa ga worth.
1. Setelah makanan utama dan minuman dibagikan, ga ada snack-snack tambahan dan cuma di tawarin air putih aja. Memang sih bisa minta kalau mau sesuatu, cuman kurang oke banget, service bisa dibilang bintang 3.
2. Staff penerbangan banyakan laki-laki, jadi kurang hangat dan kurang bersahabat. Jadi terasa so bland. And mereka kurang senyum juga. Polite? Yes, warm? Nope. Mungkin karena mayoritas laki-laki? Atau karena memang thats it? I don't know.

BUT... Di penerbangan yang kedua, 16Jan2020 Sydney-Denpasar QF43 16:50-20:00. Bisa dibilang ini termasuk salah satu dari kumpulan pengalaman penerbangan terbaik yang pernah saya rasakan.
1. Setelah makanan utama, kurang lebih 1-2 jam sebelum mendarat, kita dibagi es krim mangga, dan sebutir coklat. Nice snacks to wake up the passenger.
2. Kedua, staff nya juga so warm, helpful nice, dan you know what, banyakan pramugari, cuman ada 1 pramugara yang saya perhatikan. So, memang wanita lebih oke ya kalau dalam bidang hospitality. hehehe....


Tadinya saya agak kapok sih naik Qantas, tapi berkat penerbangan QF43 tanggal 16 January 2020 Sydney-Denpasar, i can say that i am really enjoyed the service and the flight. And i might be saying that they have the best team on that flight. Good job Qantas. I can see that they really give a good warm service to every customer. I love Qantas team on 16thJan2020 QF43 Syd-Dps.


Walaupun saya termasuk penumpang yang biasa aja, ga banyak berinteraksi dengan pramugari-pramugara, tapi saya bisa merasakan suasana dalam cabin cukup positif. Jadi perasaan ikut bahagia gitu lohhhh. Heheheh... Dan itulah yang bisa saya share ya, sayangnya ga ada foto pramugara/pramugarinya, soalnya saya terlalu malu untuk minta foto bersama. hehehe....

Flying Kangaroo flies over the city of Sydney
Bonusnya aja ya, window picture during the flight with Qantas Airways, Spirit of Australia.

Tuesday, 20 November 2018

Review Philippines Airlines - The Heart of Filipino

Philippines Airline 7-13 November 2018 dengan rute Jakarta-Manila-Jakarta dengan waktu tempuh kurang lebih 4jam5menit, mumpung lagi promo dapat harga 2,4juta per orang. Philippines Airline adalah jasa penerbangan full service dan bisa dikatakan merupakan maskapai penerbangan nasional di negaranya yakni negara Filipina. Yahh, layaknya Garuda Indonesia yang merupakan maskapai penerbangan nasional milik negara Indonesia toh.
Oh ya, untuk penerbangan internasional disediakan bagasi cuma-cuma sampai 30kg. Selanjutnya merupakan hasil penilaian prbadi... Simak yuuukk...

Good interior, memberi kesan simple tapi nyaman. Hiburan dalam pesawat ada LCD layar sentuh, dan ada USB port untuk nge-cas hp smartphone kita. Touchscreen alias layar sentuh-nya juga bagus, ga lemot respons-nya. Untuk bantal sudah disediakan di bangku masing-masing (karena penerbangan jarak sedang), cuman sayangnya untuk selimut kita musti minta sama pramugari-pramugara nya begitu kita udah duduk di tempat duduk kita, dan minta selimutnya segera sebelum kehabisan.
Untuk keramahan service-nya saya rasa kurang bagus, kurang senyum, terkesan jutek-jutek deh. Kalau untuk seragam sih terkesan agak formal kuno, terkesan ga semodern pesawat-nya. Yaaaa formal-formal gitu lah... Staff-nya 95% orang filipino semua, yang pramugara-nya lemayan ganteng-ganteng juga. hehehe...
Nah setiap naik pesawat yang saya naikin, pasti saya menilai kualitas take-off dan landing nya. Hehehe... Emang sih jelas banget saya tuh bukan pilot, cuman kan kita penumpang boleh juga dong ikut menilai. Sebenernya kualitas take-off dan landing sebuah pesawat itu tergantung pilotnya kan yah, dan ga bisa 100% mencerminkan kualitas seluruh penerbangan dari perusahaan tersebut. Tapi dari situ juga tertanam di mindset saya kalau 90% kualitas penerbangan tersebut ditentukan oleh pilot yang dipekerjakan atau ditraining sama perusahaan penerbangan itu sendiri. Ya gak sihhh, ga mungkin perusahaan penerbangan mempekerjakan pilot tanpa test.

13November2018, Manila-Jakarta with Philippines Airline, sea of clouds by bazk3t
Dan menurut saya, take-off dan landingnya pas penerbangan Jakarta-Manila, wew... ga smooth abisssss, terutama pas take off, berasa banget kasar dan bikin jantungan! Nyahaha.... Tapi ya itu kan, seperti yang saya bilang, beda pilot beda skill. Buktinya pas penerbangan pulang-nya, take-off dan landingnya smooth tuhhh, dan selama penerbangan juga nggak se"bumpy" penerbangan pas pergi.

Trakhir, saya mau kasih penilaian terhadap makanannya. Pertama saya coba nasi dengan daging sate ayam, disajikan dengan mousse sebagai penutup. Rasanya okeh tuh, satu lagi saya coba mie udang tapi ga ada enak-nya sama sekaliiii. Mie-nya kemanisannnn.
Beef Rice prepared by PAL
Chicken Spaghetti prepared by PAL
Nah waktu penerbangan pulang, saya cobain nasi daging sapi (rasanya okeeee), satu lagi spaghetti ayam (rasanya huambarrr). So kesimpulan yang bisa diambil, kalai naik PAL alias Philippines Airline musti pesen nasi aja, jangan pilih yang lain. Saya kasih penilaian 8 lah dari skala 10. Walaupun makannya setengah enak setengan nggak, cuman varian minumannya cukup lengkap, semuanya tersedia mulai dari jus, wine, teh, kopi, bir pun ada.

Ngomong-ngomong soal minuman jadi inget nih, memang pelayanan pramugari-pramugara PAL kurang oke. Selain seperti yang saya bilang diatas (jutek-jutek), mreka jg agak males, yahh helpful sih kalau di request, cuman kurang rajin inisiatif. Kita kan penerbangan subuh, nyampe-nya pagi, harusnya yah 1jam sebelum mendarat, mereka harusnya nawarin minuman hangat dong seperti kopi atau teh, padahal pas makan tuh, pas kita mau minta minuman panas, mreka bilang "hot beverage will be serve later". Akhirnya tuh 15 menit sebelum mendarat itu mreka baru buru-buru nawarin air putih. Ya elaaaa... kaya kebelet aja, buru-buru.

 
One thing that give a different feeling is when they broadcast the safety video, they broadcast with an unique way, which is always using different background on each explanation, the background is Philippine's famous tourist spot, this way they also advertising their own country. Well done PAL!

And that's the end of my survey, Philippines Airline - The Heart of Filipino.

Tuesday, 6 November 2018

Jetstar, Australian Low Cost Airline Review

Yes, sesuai judulnya, Jetstar itu adalah penerbangan milik perusahaan Australia, dan seperti yang sudah temen-temen tau, kl jetstar itu juga merupakan penerbangan berbasis low cost alias hemat, jadi untuk bagasi dan makanan harus bayar biaya tambahan lagi. Jetstar merupakan anak perusahaan dari maskapai penerbangan Qantas, dan mulai beroperasi semenjak 2003.

Pertama kalinya naik Jetstar, karena saya terbang dari Darwin menuju Jakarta, dan karena ga ada pilihan lain, secara Dawin kota kecil gitu loh. Dulu ada Airasia, tapi semenjak beberapa tahun terakhir sudah ga ada lagi. Untuk yang ekonomis, ya mau ga mau lah naik Jetstar.

11oct2018 Darwin-Singapore-Jakarta 25kg luggage = 218$AUD

Langsung to the point ya, buat interior semuanya biasa aja dengan susunan bangku 3-3, dan pada saat landing dan take off juga biasa aja, ga alus-alus banget, ga kasar-kasar banget. Untuk perihal on-time, yah kemarin sih sempet delay 10-15menit, delay-nya pas boarding biasa. Puas sih puas aja lah, namanya juga penerbangan low cost kan. Kebetulan saya ga mesen meals jadi ga tau deh kualitas dan rasa makanannya. 

Untuk pramugari-nya, emmm kebanyakan pramugara deh. Mostly orang-orang asia, seragamnya simple, pakai kaos polo hitam dengan sedikit garis oranye di kerahnya, dengan bawahan celana panjang bahan hitam. Dengan tambahan jas nya, yang casual formal, wehh jas-nya kerennnn. Anyway, 2 kali terbang dan nemu-nya pramugara yang ganteng-ganteng dan full make up, you know lah, macam cowo metrosexual. 

Ga ada yang perlu di complain. Oh ya ada saran nih buat temen-temen. Kalau beli tiket jetstar, pastikan beli bagasi skalian saat membeli tiket pesawatnya, jangan beli tiket dulu, trus baru bagasi, soalnya harga bagasinya jadi mahal banget kalau beli-nya belakangan. 

Kemarin itu ada temen saya beli bagasi-nya belakangan, 30kg aja kena 125$aud (padahal tiket saya + bagasi 25kg cuma 218$aud). Tapi anehnya, harga bagasinya bisa berubah-berubah. Awal-awal saya cek 125$aud, trus 10menit kemudian saya cek lagi naik jadi 135$aud, trus sore-nya saya cek lagi turun lagi jadi 130$aud, besoknya saya cek lagi jadi 125$aud lagi. Jadi pastikan kebutuhan bagasi anda sebelum booking tiket, biar ga kena mahal.

Friday, 15 June 2018

Review Penerbangan Tibet Airline

Tibet airline, dari namanya sudah jelas ini maskapai penerbangan milik Tibet toh. Dengan kode penerbangan "TV", dan memiliki kantor pusat yang terletak di Lhasa, ibukota propinsi Tibet. Merupakan anak perusahaan dari maskapai penerbangan Air-China, yang melayani rute-rute penerbangan domestik dari Lhasa. Namun seiring berjalannya waktu, mulai dari July 2016 lalu sampai saat ini, Tibet Airline mulai meluncurkan beberapa rute penerbangan internasional.
http://www.tibetairlines.com.cn/
Mungkin temen-temen masih bingung Tibet itu punya-nya China atau bukan sih? Tibet itu adalah salah satu negara bagian atau propinsi dari China, yapp, jadi bukan negara sendiri yaaa. Lokasinya di sebelah barat daratan China, dan menggunakan mata uang yang sama dengan negara China.
Tepat setahun yang lalu, saya merasakan sensasi terbang bersama Tibet Airline dengan rute domestik Xian-Jiuzhaigou (baca: ciu cay kou) dengan waktu tempuh 1 jam 35 menit. Jiuzhai Huanglong Airport, bandara diatas pegunungan dengan ketinggian 3448m diatas permukaan laut. Itu sensasi-nya wah banget loh, terbang melewati gunung-gunung yang puncaknya sebagian tertutup oleh salju, dan mendarat di gunung yang salah satu sisinya dipangkas dan dijadikan bandara. Satu-satunya bandara terdekat bagi turis yang ingin mengunjungi tempat wisata Huanglong dan Jiuzhaigou National Park.
Pesawat biasa dengan formasi duduk 3-3, bangku yang minimalis dengan nuansa merah-ungu. Cukup nyaman kok, ga kesempitan bangku-nya, ruang untuk kaki juga biasa, nggak sempit.
Penerbangan ini menawarkan penerbangan full-service, artinya termasuk free bagasi 20KG dan santapan dalam pesawat. Cuman tidak ada hiburan TV dalam pesawat, dan kita ga boleh menyalakan handphone dalam pesawat, walaupun plane mode ataupun hanya untuk dengar musik!! Setiap 10-15menit sekali pada saat penerbangan berlangsung, akan ada petugas berseragam pilot yang akan muter-muter dan mengawasi setiap penumpang dalam pesawat. Jadi kalau keliatan main hp, siap-siap aja ditegur deh, jutek lagi. Jadi mendingan nikmatin aja pemandangan yang superrrrr keren dari atas pesawat.

Walaupun hanya kurang lebih 1,5jam penerbangan, tapi santapan yang disajikan ga tanggung-tanggung boook. Ada jus, roti, desert, air putih botolan, cemilan kacang dan makanan utamanya saya nyobain mie-ayam(kalau ga salah inget, atau ikan yahh)-jamur, plus acar sama sambel. Dan rasanya juga ga disangka-sangka ternyata enak lohhh, walaupun udah setahun berlalu, tapi tiap liat foto-nya masih keinget kalau pada suapan pertama itu perasaan yang muncul tuh ga nyangka ternyata makanan-nya enak.
Jiuzhaigou masih termasuk dalam provinsi Sichuan, dan Sichuan terkenal dengan makanannya yang asin dan pedas, jadi ga heran kalau di pesawat pun ada acar dan sambel, rasa makanan-nya juga dibilang enak mungkin karena cocok banget buat lidah kita orang Indonesia, yang demen asin-asin pedes. Puas banget naik pesawat Tibet Airline, walaupun ga boleh nyalain handphone karena alasan keamanan.

Beberapa foto yang saya ambil ini, jujur saya foto sebelum saya tau kalau aturan dalam pesawat Tibet Airline tidak memperbolehkan kita menggunakan perangkat elektronik apapun selama dalam penerbangan. Sampai akhirnya di tegor sama abang-abang pilot ganteng tapi jutek itu, baru tau deh ada aturannya. Hehehe... Anyway, this is my story, this is my experience, and this is my life.

Tuesday, 3 April 2018

Review Domestic Flight with Virgin Australia

Virgin Australia (kode penerbangan VA), dari namanya aja udah tau ya kalau ini adalah maskapai penerbangan milik Australia.
Di Australia, sampai saat ini hanya ada 2 maskapai penerbangan full service yang beroperasi dan milik perusahaan Australia, yaitu Qantas dan Virgin Australia. Sedangkan untuk penerbangan low cost juga ada 2, yaitu Jetstar dan Tigerair. Tapi tahukah anda bahwa jetstar sebenernya merupakan penerbangan low cost milik Qantas, dan Tigerair Australia merupakan penerbangan low cost milik Virgin Australia.

Baik di penerbangan full service atau low cost service, lagi-lagi terjadi persaingan bisnis diantara keduanya. Ga seperti di Indonesia yang punya cukup banyak pilihan untuk jasa penerbangan, Aussie hanya punya 2 pilihan, why? Karena market Australia itu sebenernya terbatas, ga kaya Indonesia yang market penjualan dan jumlah penduduknya buanyakkkkk dan besaaaar.

Alasan saya milih VA adalah karena harganya lebih terjangkau dibanding Qantas, walaupun ga beda jauh sih, hanya beda 30-50$ biasanya. Tapi masih full service airline, sudah termasuk bagasi walaupun terbatas hanya 23kilo, makanan dan minuman walaupun hanya kopi teh dan air (kecuali penerbangan jam 5sore sampai jam 7sore ada wine bir dan soft drink), dan hiburan dalam penerbangan.
1 April 2018 Melbourne-Sydney 0700-0825 VA811
1 April 2018 Sydney-Darwin 0945-1405 VA 1351
Harganya cukup standar karena pas hari paskah, cuba kalau 1-2 hari sebelum atau sesudah paskah, wuhh naikk pasti harganya. Saya dapat diharga 286$. Pada saat itu harga Qantas mencapai 300$++. Apalagi jetstar, malah harganya lebih sadis, belom lagi mesti beli bagasi.

Untuk masalah service mulai dari proses check-in dan service para pramugari di pesawat cukup standar. Untuk ketepatan waktu juga ontime, mulai dari jam buka counter check-in, jam buka boarding gate, sampai waktu pesawat lepas landas.

Cuma untuk masalah jalur masuk antrian pada saat check-in di Terminal 3 of Melbourne Airport, well cukup berantakan sih. Penunjuk arah-nya sangat ga jelas, dan hasilnya bukan cuma saya, tapi banyak penumpang yang antri di jalur yang salah. Dan petugasnya juga dikasih tau ngeyel kalau kita bilang ga jelas, menurut mreka harusnya jelas banget penunjuk arahnya. Jadi yang oon saya apa mreka? LoL...
Terus kekecewaan terjadi, di penerbangan pertama saya which is Melbourne-Sydney, saya baru paham kalau yang dimaksud dari complimentary meals and drinks itu ternyata hanya minuman dan snacks. Buset dah, cuma di kasih minum (teh kopi jus air) sama snacks (protein bar atau apple slices). What the heck? Kupikir karena negara bule kan ga pake nasi-nasian, mungkin dpt sandwich apa muffin kan yah. Nyatanya.... atau mungkin juga karena penerbangan pendek kali ya, cuma 1jam 25menit.

Dan mereka jualan makanan juga, menu makanan yang dijual ada di selipin di belakang bangku. Untuk sandwich atau wrap harganya sekitar 9-10$.
Lalu di penerbangan kedua saya which is Sydney-Darwin, yang ditempuh dalam waktu 4jam 50menit, dapat makanan apa ya? Snack juga ini mah, hahahaha cuman lemayan drpd tadi sih. Ampunnn deh. Kalau makanan ginian mah, setara penerbangan pendek garuda. Biasanya Garuda kalau udah diatas 2-3jam makanannya udh makanan berat.
Seperti biasa, saya paling suka komentar mengenai seragam para pramugari. Pramugarinya semua bule, ya iyalah ya wong aussie gitu loh. Nyhahaha... seragamnya everything red (kecuali supervisor yang melayani penumpang kelas bisnis), pake simple dress sama cardigan bahan kaos gitu, bukan jas lohh kaos cardigan. Dengan syal warna ungu. Tapi emang dasarnya bule udh cantik, pake baju apa tetep aja kelihatan nice ya. Hihi... dan mereka juga melayani dengan senyum, which is very good.
Sydney from the sky, April 1st 2018
Nah terus bagaimana dengan entertainment selama penerbangan? Seperti silk air, jadi anda mesti download dulu aplikasinya di hp masing-masing, lalu menggunakan layanan wifi dalam pesawat kita bisa nonton film-film pilihan. Not bad lah kl ada hiburan, cuman saya taunya terlambat, jd ga sempet download hiks. Jadi ngelamun aja deh liatin pemandangan di luar jendela. Hehehe...
Aussie's Red Soil, in the middle of nowhere
Terakhir saya mau kasih lihat cuplikan khusus, special nih, biasanya nggak ada. Hehehe cara mereka menangani bagasi tamu sangat gentle. Kenapa saya share hal ini? Karena di Indonesia lagi heboh bagasi tamu yang rusak karena penanganan staff airline yang sangat sembrono. Hohoho....
And lucunya pesawat terbang ontime, tp sampenya 35 menit lebih awal dr jadwal. Bukannya delay. Baru tau bisa gitu, mungkin pake turbo kalo ya pas stengah jalan, bisr ngebut gitu. Apa shortcut? Nyahaha... anyway, sudah selesai nih ceritanya, sampai ketemu di penerbangan lainnya ya. Tha tha~

Saturday, 3 March 2018

Review of Batik Air, Another Indonesia's Full Service Airline

Hai hai hai, udah pada tau kan yang namanya Batik Air? Sekarang lagi hot nih di Indonesia, penerbangan yang katanya service-nya ga kalah oke dibandingkan sama Garuda, dengan harga yang lebih terjangkau. Mau tau lengkapnya?
Sekilas mengenai Batik Air, adalah anak perusahaan dari Lion Air Group yang berdiri semenjak May 2013. Kalau Lion Air sendiri merupakan low cost carrier flight alias penerbangan hemat, Batik Air adalah kebalikannya yaitu penerbangan dengan fasilitas penuh, dimana penumpang akan diberikan pelayanan gratis mulai dari bagasi, makanan selama penerbangan, dan layar tv hiburan pribadi selama penerbangan. Wasayyy!!!
Well, Sept 2017 lalu saya berkesempatan mencoba batik air dengan tujuan Jakarta-Medan. Dan serius loh, ada layar tv-nya dan berfungsi dengan baik, walaupun sensitivity touch screen-nya agak kurang bagus (macem hp kan ada kelas iphone sama kelas android).

But service-nya ga ketinggalan jaman cuy, karena selain ada layar tancap eh alias layar tv, ada colokan USB juga buat charge hp. Wowwwww, good job Batik Air! Fasilitas USB itu buat saya adalah penyelamat banget, karena hp jaman now itu karena fitur-nya banyak, dan kualitas camera juga makin hari makin bagus, jadi karena dipakai buat game en foto-foto, sebentaran udah abis itu baterai-nya. Mumpung di pesawat bisa nge-cas, why not gitu loh?!
Terus bagaimana dengan kondisi bangku dan interior? Kalau untuk bangku sih modelnya minimalis dan standar banget yah, cuman ruang untuk kaki alias leg-room cukup lega dibandingkan pesawat pada umumnya apalagi yang low cost. Dan kemarin pesawatnya dapat yang Airbus A320 loh! Maskapai penerbangan di Indonesia sampai saat ini rata-rata masih pakai Boeing. Mungkin karena itu jadinya lega. Dan memang benar, rata-rata leg-room dari maskapai penerbangan seperti Lion Air, Citilink, Sriwijaya dan Airasia hanya berjarak 29 inch. Sedangkan Garuda berjarak 31 inch. Nah Batik Air yang saya naiki kebetulan leg-room-nya berjarak 32 inch. Jadi bukan perasaan doang ya lega-nya, tapi beneran lega. Hehehe....
Kalau untuk pelayanan pramugari-nya, menurut saya so far so good lah, ga ada yang ga oke, and i love their uniform. Sangat mencerminkan Indonesia yang terkenal akan budaya batik. Elegan, dengan atasan kebaya putih, dan bawahan selendang batik panjang. So pretty! Sorry yah ga ada fotonya, buat yang penasaran boleh nanya sama mbah google.
Dan ini yang ditunggu-tunggu kalau di dalam pesawat, makanan!! Aku lupa tepatnya ditawarin apa saja pilihannya, tapi yang pasti pilihanku adalah nasi pakai bakso. Oh anyway penerbangan yang saya ambil waktu itu adalah penerbangan pagi. Sarapan oh sarapan~ Minuman hanya disediakan air putih, teh, atau kopi. Ga ada jus, jadi masih kalah nih ya critanya sama Garuda, nyahahah.... Soal rasa? not bad, sesuai lidah orang kita lah yaw.

Yang terakhir adalah soal harga. Service bagus kalau harga-ya mahal banget ya orang mikir dua kali juga. Kalau murah banget, perusahaan gimana untung? Singkat cerita (padahal ceritanya udah panjang banget yah --") Batik Air menawarkan fasilitas pelayanan yang lengkap dengan harga sedikit diatas harga rata-rata dari pesawat low cost carrier alias penerbangan hemat, namun lebih murah dibandingkan Garuda Indonesia yang sudah terkenal merupakan penerbangan kelas satu dari seluruh maskapai penerbangan di Indonesia.

Harga rata-rata penerbangan Jakarta-Medan 2017-2018, berikut daftarnya hanya untuk perbandingan, jangan dijadikan patokan yah.
- Lion Air kurang lebih 600rb / one way (free bagasi, no meals)
- Sriwijaya kurang lebih 650rb / one way (free bagasi, snacks provided)
- Citilink kurang lebih 650rb / one way (free bagasi, no meals)
- Airasia kurang lebih 670rb / one way (free bagasi, no meals)
- Batik Air kurang lebih 750rb /  one way (free bagasi, snacks & meals provided, entertainment, usb)
- Garuda Indonesia kurang lebih 1,1jt / one way (free bagasi, snacks & meals provided, entertainment, no usb)
Kalau anda, pilih yang mana? hehehe....
Sky View from Batik Air, Sept 2017

Sedikit review mengenai pengalaman saya selama penerbangan Jakarta-Medan dengan Batik air September 2017 lalu. Selain fasilitas yang sudah saya jelasin di atas dan cukup berkesan buat saya, mengenai ketepatan waktu menurut saya masih kurang. Jujur saja kalau saya menghindari banget terbang dengan Li*n air karena sudah terkenal delay-nya yang ga nanggung-nanggung. Tapi kemarin adalah penerbangan pertama kali saya dengan Batik Air, dan saya mengalami keterlambatan sekitar 30menit. Sedikit kecewa cuman ga bikin kapok kok, apalagi fasilitas dan pelayanannya cukup oke.

Selain hal itu, ada satu kejadian yang bikin saya dag-dig-dug buat milih Batik Air di penerbangan lain waktu, apakah itu? Well, di penerbangan kemarin saya mengalami turbulence yang cukup hebat, sampai-sampai ada penumpang wanita (ibu-ibu kalau tebakan saya) teriak "aaaaaaa...." . Bikin panik aja, udah panik karena turbulence yang bikin jantung berdebar, makin panik aja gara-gara ada yang pake teriak. Wahahaha... memang semuanya berjalan dengan lancar, take off dan landing tanpa ada masalah apapun dan selamat sampai tujuan, dan kembali lagi, turbulence dikarenakan kondisi cuaca, bukan karena salah si airline. But balik lagi, keterampilan si pilot dalam menghadapi turbulence dan juga kepercayaan penumpang akan brand image sebuah airline itu mempengaruhi banget loh. For me, butuh waktu untuk 99.99% trust about safety dalam penerbangan Batik Air. How about you?

Wednesday, 23 August 2017

BetterFly Citilink

Hari minggu yang biasanya berlalu dengan tenang cukup berbeda dipagi hari ini, seisi rumah berubah menjadi suasana hiruk pikuk dikarenakan penerbangan pagi yang sudah saya pesan sedari hari kamis kemarin. BetterFly Citilink, adalah slogan dari maskapai versi low budget yang masih dibawah naungan Garuda Indonesia.
Tiket pesawat Jakarta (CGK)- Makassar (UPG)saya dapatkan dengan harga normal sebesar 656.700 IDR /pax one-way, penerbangan yang memakan waktu kurang lebih selama 2 jam 30 menit, sudah termasuk free check-in bagasi sebesar 20Kg, namun tidak disediakan makanan seperti maskapai low budget pada umumnya, berangkat tepat waktu. Hanya tersedia 2 kali penerbangan dalam sehari untuk rute Jakarta-Makassar yang disediakan oleh maskapai Citilink, yaitu jam 06:30 pagi dan jam 08:35 pagi.
20 menit berlalu setelah pesawat lepas landas dengan mulus ditemani oleh cuaca yang cukup cerah dan mendukung, seketika saya seperti berada di negeri atas awan, dan tunggg... tidak lama kemudian lampu sabuk pengaman dipadamkan.
Karena pagi-pagi pasti ga sempat makan pagi dari rumah, saya sudah pesan online dari dua hari sebelumnya, seporsi kwetiau goreng ayam jamur dibanderol seharga 45K, tapi kalau anda tidak memesan terlebih dahulu alias pesan on the spot maka hargaya lebih mahal sedikit yaitu seharga 50K. Disajikan panas-panas dengan potongan daging ayam utuh, rasanya lumayan (mungkin karena lapar yah), ada saus sambal juga, tradisi lah... no chili no game.

Untuk penerbangan domestik, saya cukup senang dengan Citilink, dikarenakan ketepatan waktu penerbangan yang cukup baik dan juga harga yang cukup bersaing untuk maskapai sekelas-nya. Juga bangku yang cukup lega dibandingkan maskapai penerbangan domestik lainnya.
Baik eksterior dan interior pesawat bahkan staff pramugara-pramugarinya semua menggunakan nuansa hijau daun, yang merupakan warna trademark Citilink. Seragam pramugari yang dulunya menggunakan celana pendek sedengkul, sekarang sudah diganti menggunakan terusak dress pendek dan dilengkapi ikat pinggang putih, simple enough sehingga terlihat lebih elegan dan enak dipandang dibanding seragam pendahulunya.

Selang waktu 2 jam lebih 10 menit, pesawat mulai mendekati Makassar, dan tidak lama kemudian mendarat dengan mulus. Dan itulah sepenggal cerita penerbangan bersama Citilink.

Friday, 21 July 2017

Five Hours with Silk Air, Regional Wing of SQ

Setelah ngomongin soal Singapore Airline alias SQ, pada kesempatan kali ini saya mau bercerita tentang penerbangan dari maskapai Silk Air, dimana Silk Air dengan kode penerbangan MI merupakan anak perusahaan dari Singapore Airline. Jadi semacam Garuda Indonesia dan Citilink, tapi Silk Air bukan budget airline loh melainkan full service airline yang menyediakan makanan dan bagasi.

Silk Air sendiri melayani penerbangan dari Singapore ke kota-kota yang tidak dilalui oleh SQ, jadi beda jalur gitu. Misal untuk ke negara Tiongkok alias China, SQ kan ada penerbangan menuju ke Beijing, cuma untuk kota-kota lainnya di China seperti Changsa lah, Chengdu lah, dan beberapa kota lainnya, penerbangan dari Singapore akan dilayani oleh Silk Air. Terus bagaimana dengan servicenya dibandingkan dengan SQ?
Sumber: http://aviationtribune.com/airlines/asia/silkair-launch-flights-vientiane-luang-prabang/
Juni 2017, saya berkesempatan mencoba maskapai Silk Air dengan rute penerbangan Singapore-Changsa dan Chengdu-Singapore, dimana lama tempuh penerbangan sekitar kurang lebih 5 jam. Kedua-duanya terbang on-time sesuai waktu yang telah dijadwalkan.

Tapi saya agak kecewa ketika masuk ke dalam pesawat dan melihat pesawat yang kita naiki ternyata hanya pesawat kecil dengan konfigurasi bangku 3-3, dan tidak ada layar hiburan, padahal durasi penerbangannya cukup panjang.
Untungnya bantal kecil dan selimut masih disediakan, hehehe... eh tapiii sebenernya jangan terlalu kecewa sih, karena kita tetap bisa nonton film-film bioskop pilihan di gadget kita. Ga ada layar terus gmana nontonnya toh? Jadi sebelum naik pesawat, kita bisa download aplikasi SilkAir Studio di smartphone / gadget kita. Nanti setelah di pesawat, kita bisa nyalakan wi-fi kita dan nonton film-film pilihan SilkAir Studio di gadget kita. Mreka ada siapin headset kok, jd yang ga bawa headset handphone masing-masing ga perlu kuatir.

Cuman karena saya pakai hp, layarnya kan kecil, jadi kurang seru aja, plus kalau low batt ga ada tempat ngecas, kecuali ada power bank, sedangkan saya ga suka pakai power bank. Good job dan nicely done sebenarnya buat SilkAir, karena streamingnya juga nggak ngadat-ngadat, but I still prefer old school style, alias pake layar.
Seperti yang saya bilang sebelumnya, Silk Air adalah full service airline, jadi disediakan makanan dan minuman didalam pesawat. Saya cobain chicken with mashed potato, which is good. Sendok garpu dan pisau roti juga menggunakan stainless steel seperti SQ, boleh jugaaa nih. Cuma untuk penerbangan panjang sekitar 5 jam, hanya ini yang kita dapat? Ga ada cake atau sesuatu yang manis-manis gitu, jangankan cake, buah aja ga ada.
Komplen mulu ya, hahaha... maap namanya juga membandingkan, manusia selalu berusaha membandingkan dengan yang lebih bagus, padahal masih banyak yang lebih buruk. Back to topic, ngelantur... Kita-kira setelah 45-50 menit berlalu, pramugari yang bertugas datang lagi untuk mengambil piring kotor, sambil menawarkan minuman lagi dan ice cream (karena afternoon flight), jadi desert nya ice cream. Saya melihat ada fresh cut lemon, jadi saya minta lemon tea. Beautiful!
Selebihnya kuhabiskan waktu di pesawat sambil tidur-tidur ayam. Ga lupa curi-curi foto pramugari yang bertugas pada saat itu. To be honest, seragamnya pramugari Silk Air kuno banget, biasa banget, dan pramugari or pramugara-nya ga ada yang bikin hati cetar-cetar. Hehehe ...
Oh anyway, pada saat penerbangan dari Chengdu menuju ke Singapore, saya naik penerbangan tengah malam (sekitar jam 1-2 subuh), dan Silk Air ada bagikan sembako, cuman isinya hanya kaos kaki saja, tidak ada sikat gigi atau penutup mata dan telinga.
Dan untuk meals kali ini, ga ada ice cream tapi di kasih buah potong. Dan pada kesempatan kedua saya bersama Silk Air, saya memilih menu fish with rice, rasanya oke lah, lemayan menurut saya. Untuk kualitas ga bisa disamakan dengan SQ walaupun merupakan anak perusahaan atau sister company-nya, tapi not bad kok. Meals ok, on-time juga, pesawat-nya saja yang agak kurang, dan yang pasti menurut saya belum bisa bikin tamu kecantol lagi dan lagi.